Setelah mencuci sepeda, berangkat ke rumah kost berharap
ketemu tukang karena ada beberapa hal
yang ingin dibicarakan.Kost harus segera di buka karena ………….. yang
mulai mengkhawatirkan.
Dalam perjalanan bertemu tukang ledeng, tepatnya 3 tukang
ledeng sedang memparkir sepedanya di dekat
traffic light (lampu bang jo). Melihat mereka membuat saya berfikir apa
yang saya khawatirkan di atas sebenarnya tidak boleh menjadi ke khawatiran
saya. Di banding 3 tukang ledeng menanti rejeki dari Allah Subhanahu Wataalla
dengan diam dan penuh kepasrahan di traffic light harusnya saya tidak khawatir.
Ke khawatiran , kegelisahan,
memang selalu menghinggapi setiap relung hati manusia. Yang saya khawatirkan
adalah pendapatan saya di masa depan mungkin anda juga mengalami hal yang sama.
Atau keinginan untuk mendapatkan lebih dari apa yang di terima sekarang. Ini
manusiawi… banyak sekali yang menginginkan seperti itu.
3 tukang ledeng tadi bukan hanya
sekali saya lihat di perempatan lampu merah, dan orangnya tetap sama, berarti
mereka masih bisa makan dengan mengandalkan pekerjaan seperti itu. Lamunan saya
mengulang ke masa kecil. Teringat guru ngaji saya yang tidak mematok tarif
tertentu untuk memberikan pelajaran pada murid-muridnya. Beliau tetap bekerja
sebagai petani dan pegawai dan malamnya habis isya mengajar mengaji. Di
perlukan kekhlasan untuk bekerja tanpa memberikan tarif berapa saya harus di
bayar untuk jasa yang saya lakukan.
Perut saya tiba-tiba lapar,
padahal tadi sudah sarapan. Ah… ada roti goring dijalan menuju ke PTC. Beli aja
satu bijinya 2000. Saya menduga roti goring besar ini pasti dari simo dekat
rumah.Iseng bertanya pada bapak penjual ternyata benar dari simo, tapi bukan
penjual yang saya maksud tapi ada penjual lain di simo ternyata. Ah… bapak ini
pun dapat penghasilan dari beli dan jual roti goreng. Mungkin sama halnya sama
dengan saya saya berharap mendapat penghasilan dari membaca dan menulis
kembali artikel milik orang lain.
Saya tersadar , ternyata saya pun
melakukan hal yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh guru ngaji saya. Saya
bekerja pagi sampai sore dan malamnya atau di sela-sela waktu saya saya menulis
di blog ini. Gajianya dari blog bagaimana, tergantung keikhlasan anda untuk
terus berkunjung atau memberikan k..li...k atau donasi.
Tapi saya tidak memaksa atau
mengharuskan anda untuk melakukan hal tersebut. Blogging adalah pekerjaan yang
sering kali saya merasakan ke sia-sian betapa tidak untuk mendapatkan $0.01
dari google si raja internet saat ini saya harus ngumpulin ribuan pengunjung.
Apalagi untuk situs berbahasa Indonesia nilainya sangat kecil saat di mata sang
raja internet.
Apa anda tertarik untuk menjadi
blogger seperti saya, sebaiknya JANGAN nanti saya banyak SAINGAN. (WK…WK … WK).
Bila berkumpul dengan kawan-kawan blogger yang berhasil mendapatkan penghasilan
yang menggiurkan dari bloging. Se akan-akan saya tidak percaya.Tapi kalau
melihat kedisiplinan saya dalam menulis artikel atau membuat tutorial juga
tidak se rajin tukang ledeng yang stand by tiap hari di perempatan lampu merah,
atau serajin guru ngaji saya yang tiap ba’da mangrib mengajar saya dan
teman-teman. Juga tidak sehebat teman-teman saya dalam memberikan suatu yang
banyak di cari atau bermanfaat dari orang lain.
Intinya SAYA MASIH PANTAS
MENDAPATKAN PENDAPATAN KECIL saat ini, karena saya tidak DISIPLIN dan belum
banyak memberi.
0 komentar:
Post a Comment